Baca Juga
Teman macam apa aku ini, ingin didengarkan tapi tak mau mendengarkan.
Teman macam apa aku ini, selalu memberi keluh dan tak memberi gembira
Teman macam apa aku ini, selalu menyalahkan dan tak melapangkan hati
Teman macam apa aku ini selalu memintamu ada tapi tak menghadirkan diri
Teman macam apa aku ini, memaksakan duniaku tapi sama sekali tak kenal dunia mu
Teman macam apa aku ini, meminta maaf atas salah untuk mengulanginya lagi
Teman macam apa aku ini, menjadikan alpa untuk alasan menutupi salah
Teman macam apa aku ini, dilimpahi cinta dan tak memberi cahaya
Teman macam apa aku ini, gelap dengan waktu yang begitu panjang
Sungguh aku malu, menjadi teman.
Untuk orang sebaik mu.
Malam ini paripurna untuk segala amal baik.
26 Ramadhan 1432 Hijriah, bahkan aku melukai mu.
Sungguh aku tak pantas menjadi teman
Dijadikan teman
Sungguh aku malu menjadi teman
Dijadikan teman
Sungguh tak pantas aku mengumbar lagi lagi
Untuk dimaafkan
Jika aku hanyalah sahaya yang hanya menjanjikan ikhtiar
Ikhtiarku adalah memperbaiki
Merubah bualan cinta
Membalik kepalsuan welas asih
Menjadi bukan miliku
Menjadi kau rasakan
Memberimu senyum dan cahaya
Kamis, 27 Ramadhan 1432 Hijriah, aku tak mengerti apa-apa tentang cinta.
Kamis, 27 Ramadhan 01.05 malam aku menangisi dosa
Mengingat paras mu yang selalu menunduk
Ingat wajah ku yang selalu tengadah mengangkuh
Aku, yang rakus didengar, dicinta, dieluk
Lalu mendaku?
Sebenarnya aku kalah.
Syak,
Kerdil hati kerdil budi
Oleh laku sendiri
Teman, kaulah sesungguhnya yang telah mendaki tasawuf itu
Mencapai puncak tertingginya
Cinta mu begitu membanjiriku
Cinta yang membuat aku rakus atas dunia mu
Sungguh aku harus belajar mengeja cinta
Menggenggam sayang
Menerjemah laku welas asih
Menjadikan persahabatan kita rantai silaturahim
Ikatan kemanusiaan semata
Atas nama manusia aku mengucapkan maaf untuk segala alpa dan sadar ku
Atas ujaran yang aku tak pantas mengumbar lagi
Aku menyayangi mu
Sebagai teman
Ingin sebagai saudara
Jika kelak aku mengerti cinta
Kaulah yang mengajarkannya
Jika kelak aku menebar kasih
Kaulah benihnya
Jika aku tetap membaja
Kau kekal dengan harum cinta
Wanginya menjumpai surga
Spesial untuk sahabat tercinta “NN”
Untuk semua kawan yang menjumpaiku dalam persahabatan
Pamulang
01.16, Kamis, 27 Agustus 2011
Malam aku meninggalkan ranjang.
Karena mengingat mu.
Lalu menangis.
by : ufi ulfiah
menangis tidak baca puisi ini? gue netesin air mata looh, sedikit sih tapi lumayan tergerak hatinya. tapii sekarang nangis ding (apaan si?). semua itu menggambarkan perasaan gue pokoknya, kangen sama temen-temen SMA :( . belum bisa ngegantiin mereka dengan temen-temen yang sekarang.
tapi gue hanya harus merenung.
~postingan iseng ditengah malem abis nyelesein cerpen temanya sahabat -,-
4 comment
Seakan-akan jdi cermin bagi tiap yg membaca, cukup menyentuh, palagi mencerna kalimatnya diwaktu hening....slam persahabatan saudariku, kami udah follow, dinanti followback-nya..
ReplyDeleteyaaap betul, tajam setiap kalimat yang disampaikannya, hehe
ReplyDeletemakasih ya, follow backnya udah terlaksana bos :D
subhanallah..
ReplyDeletebeneran deh.. izin post di FB yah.. buat teman saya.
huhu aku juga sedih baca tulisan itu, eh btw itu jg bukan buatan aku by ulfi ulfiah temenku.. hehe :D
ReplyDeleteoke deh gpp, renungan banget ini :D hihi
Terima Kasih sudah membaca sampai selesai-
Mari berkenalan dan saling berbagi, silahkan isi di kolom komentar