dengan segala keterbatas dan emosiku, atau keegoisanku
aku lelah dikatakan egois, lelah karena merasa egois, lelah karena merasa jahat dan tidak punya perasaan, lelah karena tidak peduli, lelah menyadari sikapku salah atau benar.
2 tahun ini sangat berat, berkali kali aku ingin menyerah, melepaskan, sadar kalau aku bukan wanita terbaik, berkali-kali ingin mengatakan tidak ingin mencintainya lagi. tapii cinta itu selalu buta.
2 tahun ini sangat berat, tidak ada penyelesaian, tidak ada kejelasan satu sama lain, bagiku menggantung.
2 tahun ini menjelaskan apa yang kau tuju. walaupun aku sudah berusaha menerimanya, menerima dengan berusaha mengalah. tapi tetap saja wanita selalu ingin dimenangkan.
sampai pria lain pun datang, berusaha untuk tidak membeda-bedakannya, berusaha tidak membandingkannya, berusaha untuk tidak mencari kekurangnnya, apakah tau aku berusaha agar keyakinanku tidak sama sekali luntur? dia sama sekali tidak tahu, yang dia tahu saat ini bukanlah aku lagi, kesenangan dirinya sendiri
seharusnya jujur dari tahun lalu atau bahkan dari pertama kali, sehingga aku tidak terlalu lama menunggu, terlalu lama berharap lebih, harapanku selalu berujung kecewa. aku tau aku yang salah. aku tau aku yang terlalu banyak berharap lebih, melebihi segalanya.
kalau sudah begini harus apa? aku harus bersikap. bisakah sejenak aku tidak memikirkan perasaanku sendiri?
janjiku, aku akan lebih berusaha tidak mengharapkan apapun darimu, aku akan lebih berusaha tidak menuntut agar kau membahagiakanku, aku akan lebih berusaha untuk tidak bermimpi apapun, setidaknya aku harus lebih berusaha menutup diri darimu.
senang-senanglah gapai impianmu, jangan lagi berani-berani mengkaitkanku dengan kehidupanmu, jangan lagi berani mengatakan cinta padaku, jangan lagi berani berjanji padaku, gapai impian impianmu.
lewat tulisan ini kita disatukan, lewat tulisan ini aku berpamit.
terimakasih
salamku agar kau selalu bahagia
