Pages

  • Home
  • ABOUT ME
  • CONTACT
  • PRIVACY POLICY
  • DISCLAIMER
Instagram facebook linkedin twitter

farhati mardhiyah

    • Beauty
    • Environment
    • Event
    • Film
    • Food
    • Health
    • Thoughts
    • Travel


    Sebenarnya untuk menulis tentang seruan "Aku Melu" ini saya merasa perlu banyak kehati-hatian, karena menyangkut nama Mbah Malik. Namun, rasanya kepentingan untuk mengajak projek dunia akhirat seluruh murid baik secara langsung maupun tidak atau yang merasa mencintai Mbah Malik, akhirnya memutuskan untuk menulis ini.


    Semoga Simbah meridhoi saya menulis ini, amin.

    Saya jadi teringat beberapa waktu lalu mendengarkan ceramah dari Habib Luthfi Bin Yahya yang menyinggung tentang santri. Beliau menyinggung bahwa seharusnya santri itu ketika sudah jadi alumni tetap memiliki rasa handarbeni atau rasa memiliki, jadi ketika sudah jadi alumni tidak melupakan pondoknya, seharusny ikut memikirkan ketika ada acara besar di pondok bagaimana Kyainya bisa mengelola acara besar tersebut, apa yang bisa kita lakukan sebagai santrinya? kurang lebih seperti itu.

    Seruan Aku Melu kurang lebih untuk mengajak para murid Mbah Malik untuk ikut merasakan handarbeni. Sekecil apapun peran kamu untuk Mbah Malik, rasa-rasanya sudah menunjukkan kamu memang cinta dengan Mbah Malik. 

    Saya jadi teringat, ketika SMP dulu ada beberapa santri. Santri di Pondok Bani Malik tidak pernah diajarkan kitab secara terkelola sistem pendidikan, semua adalah ilmu laduni. Pokoknya semua santri hanya tawadhu', apa yang didawuhi dikerjakan. Ada yang setiap pagi rajin menyapu, ada yang hanya sekedar menyiram tanaman, ada hanya sekedar mijitin almarhum bapak. Tapi menurutku karena keikhlasan mereka, hidup mereka selalu berkah. Sekarang? ada yang sudah jadi ustadz di kampungnya, gimana mereka bisa? ya cuma melakukan dawuh saja, sebenarnya mereka itu dilatih untuk jadi pemimpin.

    Peran kecil yang hanya menyiram tanaman bukan hal sepele, menyapu halaman pondok saja sebenarnya merupakan pendidikan kecil untuk membentuk perasaan "handarbeni". Mungkin kita tidak sadar hal kecil yang mendidik seperti itu dari sistem aturan pondok seperti Ro'an (kerja bakti) atau piket kamar mandi.

    Arti "Aku Melu"

    Aku Melu awalnya hanya diketahui dari murid terdekat almarhum KH.Muhammad Ilyas Noor. Seringkali beliau mengirimkan pesan secara pribadi kepada murid-muridnya yang isinya mengajak untuk momen-momen tertentu dan diakhir dengan "Aku Melu!!!"


    Ketika ditanya, beliau menjawab tanda telunjuk satu jari itu menyimbolkan khas dari Mbah Malik, karena ada foto dari Mbah Malik yang menunjuk satu jari. Tandang seru 3 diakhir menandakan 3 wasiat Mbah Malik.

    3 Wasiat Mbah Malik
    1. Jangan Tinggalkan Sholat
    2. Jangan Tinggalkan Al-Qur'an
    3. Jangan Tinggalkan Shalawat

    Lalu apa tujuan dari Projek "Aku Melu"

    Tujuannya sama, yaitu mendidik agar kita sebagai santri tetap merasakan "memiliki" pondok khusunya Bani Malik. Majunya pondok pesantren bukanlah hanya dari Duit sang Kyai yang banyak, bukan, itu salah besar. Tapi, nyatanya adalah dari peran alumni yang punya rasa "handarbeni", itu kuat perannya. 

    Melebarkan Sayap di Dunia Pendidikan

    Dulu Pondok Bani Malik sepeninggalan Mbah Malik memang dikenal sebagai Pondok Thariqah, yang isinya hanya bapak-ibu lanjut usia. Apalagi ajaran Thariqah dari Mbah Malik umumnya memang diikuti oleh yang lanjut usia, akhirnya pondok hanya ramai di momen tertentu. Adapula pengajian anak-anak namun belum terkelola dengan baik.

    Cita-cita almarhum KH.Muhammad Ilyas Noor setelah menerima estafet dari Mursyid sebelumnya adalah mendirikan Pendidikan di lingkungan Pondok Bani Malik, secara bertahap. Dilakukan secara bertahap karena untuk menyusun suatu Sistem Kependidikan lalu membangun yayasan tidaklah mudah.

    Mengapa dunia pendidikan? 

    Pendidikan adalah manajemen dakwah paling baik diseluruh kalangan usia. Harapannya dengan adanya dunia Pendidikan di Pondok peninggalan Mbah, syiar ajaran Thariqah dari Mbah Malik meluas dan dikenal tidak hanya hanya di satu garis kalangan tertentu misalnya hanya satu garis murid yang memang sudah bai'at Thariqah. 

    Peletakan batu pertama, kamar santri
    Doc : pribadi

    Pertama kali, almarhum KH.Muhammad Ilyas Noor membangun Pendidikan Anak Usia Dini. Bangunan kamar santri yang hampir roboh disulap menjadi kelas-kelas, seadanya dan semampunya kala itu. Berkat Projek "Aku Melu" perlahan gedung sekolah itu terwujud sesuai harapan, bagus dan nyaman.

    Bukan Hanya Pendidikan

    Projek "Aku Melu" bukan hanya di bidang pendidikan, ada juga mengenai pembebasan tanah di wilayah tanah wakaf Mbah Malik. Pembebasan tanah ini dimaksudkan agar pada momen Haul yang mendatangkan banyak tamu undangan tetap bisa nyaman karena area Pondok tetap luas.

    Ini semua berkat rasa Handarbeni dari para murid Mbah Malik, apa yang sudah berkembang terlihat saat ini di Pondok Bani Malik.

    Hal kecil seperti projek "Aku Melu", tidak seberapa banyak peran atau nominalnya namun rasa handarbeni ini membangun dan menyimpan amal jariyah kelak nanti. Bagaimana tidak? apa yang sudah para murid berikan selalu manfaat dipakai orang banyak.

    Sayapun sebagai alumni pondok merasa belum begitu punya rasa handarbeni, hanya sekedar datang ketika momen khataman di pondok. Walaupun hanya datang, rasanya itu yang baru saya bisa berikan sambil berharap masih diakui murid dari Mbah Kyai Umar Abdul Manan. 

    Rasanya kalau banyak alumni dari Pondok itu punya rasa Handarbeni, Pondok Pesantren akan terus berkembang dan maju.

    Lalu, apa yang sudah kamu berikan untuk Pondok kamu? Menyumbang satu kantung beras setiap bulannya itu sudah termasuk Handarbeni loh, atau menyiram tanaman punya pak Kyai di Pondok kamu itu juga termasuk Handarbeni.

    Manfaatkan rasa Handarbeni itu ketika masih di Pondok, karena keberkahannya tidak akan pernah terputus, lakukan dengan ikhlas lalu handarbeni akan selalu melekat di kamu, sampai kamu keluar dari pondok.

    Handarbeni juga berlaku untuk bangsa kamu, sekolah kamu, kantor kamu. Rasa handarbeni itu menciptakan rasa ikhlas, lalu bisa memajukan bangsa loh. Timbulkan rasa handarbeni dimanapun kalian berada

    Salam,
    Farha


    Continue Reading
    Prinsip hidup saya selalu menekankan "Proses perjalanan masing-masing insan manusia itu berbeda, yang ngatur Allah yang punya hati kita Allah, yang punya jalan kita Allah, ga usah pusing-pusing amat sama hidup orang lain". Nah.

    Kalian pasti tau trending topic di Indonesia yang lagi hot-hotnya selain berita sebutan pelakor yang dilabrak si anak dibawah umur, yang beritanya sliweran di facebook laman sosial media yang berubah jadi info hujat menghujat, nyirnyir Presiden Jokowi, sampe jami'iyah facebook punya presiden sendiri, aneh bukan? Negara kita yang katanya Merdeka, NKRI harga mati tapi masih banyak masyarakatnya yang ga mau Merdeka mikir maju untuk membangun Indonesia.

    Berita yang semakin ngagetin adalah ketika Ustadz Somad menjawab pertanyaan dari jama'ahnya yang mungkin juga seorang nitizen yang selalu mengamati sorotan isu di facebook atau lambe turah. Mungkin memang dari oroknya Ustadz Somad tipikal yang suka guyon, lemesin aja shaay supaya ga kaku dan diterima oleh jama'ahnya, jawaban pertama sang Ustadz diawali dengan guyonan, tapi guyonan itu salah, menurut saya diluar konteks, diluar kendali, diluar kapasitas, diluar perasaan.


    Kalian pernah ga sih diledekin disuatu forum, atau di kelas deh dulu waktu SD, SMP atau SMA. Diledekin dan itu jadi bahan empuk seluruh isi manusia ketawa dan itu ngetawain kita. Sakit ga sih? pasti sakit lah. Keburukan kita apalagi mengenai fisik, gendut pesek item dekil bantet idup lagi kemudian jadi bahan lelucon. Bukankah pesek itu anugrah? bukankah item dekil bantet itu seksi?

    Dari pandanganku seorang perempuan yang juga punya hati dan juga pesek bantet idup lagi, pernyataan Ustadz Somed sudah melukai Rina Nose. Eh terus ada yang jawab Rina Nose sudah melukai ummat muslim karena pernyataannya di IG dan melepas hijabnya. Nah ini dia, kalian terlalu campur tangan urusan hamba-Nya dengan Tuhannya.

    Rina Nose melepas hijab itu urusan dia, kita bisa apa? itu hak dia memilih ga usah ditanya kenapa sih lepas jilbab? ketika million people di Indonesia nanya ke Rina Nose, apakah dia wajib menjawab kenapa? kemudian dia cerita tentang kelok hidupnya? Itu jalan hidupnya, jangan lupa itu juga urusan Allah.

    from brilio.net

    Pernyataan awal Ustadz Somad dengan konteks "pesek" itu sebenarnya yang menjadi sorotan publik, padahal di lanjutan replay videonya konteks beliau sungguh bagus, sayangnya people nitizen di Indonesia ini cukup malas untuk mengetahui lebih lanjut, ketika ada yang mencuat sedikit itulah yang diambil, begitulah people kita guys.

    Tapi saya hanya mengingat kembali ketika saya sendiri mengalami proses kehidupan yang berkelok-kelok padahal ya sampe sekarang sih. Momen yang gak akan saya lupa adalah ketika saya berusaha kabur dan bolos tidak ikut sekolah Diniyah sore hari di tempat Pondok saya jaman SMA dulu. Bolosnya sebenarnya bertujuan baik, karena biasanya saya bolos bertujuan yang tidak baik dan sangat buruk. Tujuannya untuk ikut pulang ke rumah teman karena si teman saya ini telah khatam puasa Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani, hemm jos ga tuh? saya sendiri aja ga pernah puasa kaya gitu, ga kuat shaay. 

    Delalah, ketika seluruh teman genk saya sudah nyebrang dari kantin putri menuju rumah teman luar pondok saya yang kebetulan persis di sebrang, dessss ada si Gus sebut aja GF mencyduuk saya. Akhirnya saya dibawa ke ruang kepala sekolah Diniyah. Kebetulan saya bolos pas jam ngajar Pak Kyai, hemm jos ga tuh bandelnya beraninya? ah itu mah biasa, ada yang lebih bandel dari itu, haha.

    Saya diarak sama GF dan PA ke aula tempat pak Kyai ngajar, sampe di Aula saya disuruh berdiri di depan. Saya ingat betul Pak Kyai lagi ngajarin Aswaja. Ngapain saya di depan? yaak, saya didoakan Pak Kyai di depan santri putra dan putri, begini isinya "kita doakan semoga ananda farhati menjadi anak yang sholihah", sontak seluruh isi aula menjawab "aaamiinnn" sambil mereka ketawa nyengir dan nyirnyir.

    Asal kalian tau aja, seumur-umur mondok saya sama sekali ga pernah di Ta'zir (hukum) dari pengurus kek, guru kek, ga ada yang berani Na'zir saya. Sekalinya di Ta'zir sama Pak Kyai dan didoain jadi anak sholihah lagi, joss kan? Pak Kyai saya emang baik hati, lembut sekali ga pernah marah apa ngomong kasar apalagi ngledekin santrinya.

    Ini poinnya, ketika ada seseorang yang sedang bengkok atau mbeelok lantas apa pantas kita menghujat? ledek apalagi sampai mengiris hatinya. Rasulullah aja ngajarin ke kita kelemah lembutnya kepada seluruh ummat manusia tanpa memandang keshalehan, kekayaan, bahkan dengan yang sangat berbedapun Beliau tetap lemah lembut. Looh, ituu beratnya jadi pak Ustadz, pak Kyai, dilihat tindak tanduknya.

    Benar kata irfan sebagai sesama muslim sudah dilakukan 3 langkah "menegur, menasehati, lalu tinggal mendoakan, hasil akhirnya serahkan saja itu hak dia tapi kita tetap mendoakan"

    Akhir kata, saya cuma pesan sebagai warga nitizen pintar-pintarlah jangan baru liat video sedikit lalu sudah menjudge apalagi menjudge sang Ustadz yang ilmunya jauh dari kita, kita doakan saja semoga Ustadz Somad mau minta maaf atas ucapan yang menyakiti Rina Nose dan para wanita pesek di jagad raya Indonesia ini, semoga kedepannya Ustadz Somad bisa lebih luwes dan bijak dalam bertutur, seperti yang pernah beliau sampaikan sebelum-sebelumnya.

    Lalu saya juga berpesan pakailah hati nurani, kalau kecewa sama Rina Nose tidak usah berlebihan meluapkan kekecawaan, biarlah dia memutuskan karena dia berhak memutuskan dan memilih atas kehidupannya. 



    Continue Reading
    Selamat pagi untuk para pejuang!


    Belakangan ini lagi disibukkan oleh proposal thesis yang tak kunjung rapih dan amburadul mau dirapihin kaya apapun. Jadilah, niat mau branding ini blog ga jadi, mau cek konten yang eror ga jadi, pokoknya mau ngerawat ini blog jadi buyar bahkan 3 tulisan termasuk review film pengabdi setan tahun 80'an akhirnya ga jadi dan basi juga kali kalau dipost sekarang.

    Kali ini mau sharing tentang sebuah pilihan. Pernah ga sih kalian kepentok sebuah pilihan? misalnya pilihan 3 calon suami, pilihan nikah atau lanjut studi atau karir, pilihan kerja atau lanjut studi, pilihan kerja di tempat A sesuai passion atau di tempat B sesuai harapan gaji.

    Menurut saya ketika kalian berada di umur 22 tahun keatas atau yang sedang membangun karir akan selalu bertemu kepentok pilihan bukan kepentok tiang listrik yang tegak berdiri ya. Iya ga sih? Jadi kangen masa-masa ga mikir banyak tanggungan hidup, masa-masa jalan terus, punya duit buat jalan, punya duit belanja, punya waktu buat jalan, punya waktu buat happy-happy.

    Hari sabtu lalu saya kepentok sebuah pilihan. Awalnya iseng nerima tawaran temen buat apply kerjaan di kompas. Jadi apa? jadi reporter portal berita. PD aja apply modal punya blog pribadi dan biasa nulis blog, padahal jurusannya apa malah ngelamar jadi reporter.

    Dan ternyata begitu cepat 2 hari setelah apply, saya ditelpon pihak Kompas untuk undangan psikotest. Tanpa persiapan, karena feeling saya "ah paling gampang ga make psikotest" dan feeling itu salah. Ternyata tahapannya sama kaya perusahan lain pada umumnya. Nah ini dia sharing tahapan melewati ujian kerja Reporter di Kompas.

    1. Psikotest
       Soal-soal psikotestnya menurut saya lebih gampang dari perusahaan lain. Pertama soal mengenai kepribadian (psikologi), kedua sinonim, antonim, padanan kata, ketiga Deret hitung dan arimatika, kelima test logika berupa kubus yang diputer-puter atau puzzle, terakhir ada test kreplin (ini yang paling suka karena saya udah hafal urutan belakang penjumlahan). Untuk durasi test psikotest sampai selesai sekitar 3 jam.

    2. Interview User
       Mungkin karena reporter penempatan Solo memang lagi dibutuhkan proses pengumuman psikotest cuma 2 hari, dan langsung interview user dan jam interview itu udah jam 7 malam diluar jam kerja. Pada saat saya interview ada 6 interviewer yang didatangkan dari Jakarta, saya kurang paham mereka di bagian apa aja, saya cuma tau ada user bagian bussiness dan bagian editor sains dari kompas. 

    Ini pertama kalinya saya interview sebagai calon reporter. Biasanya yang ditanya "kamu tau ISO sekiaaan, kamu tau proses QC?" karena pengalamannya interview di Pabrik.

    Ga rugi saya suka baca protal berita kaya Tribun (FYI Tribun itu bagian dari kompas), Mojok, dan Tirto, sebelumnya saya juga sudah mencari-cari dan menganalisa portal berita Intisari dan Grid.id karena kebetulan saya apply reporter di Intisari. Nah karena saya sering baca portal berita dan sudah review juga sebelumnya, jadi pas ditanya interviewer saya sedikit tau mengenai isi-isi apa aja yang ada di portal berita atau yang disajikan di portal berita khusunya bagian dari grup kompas.

    Tapi lemahnya saya sering baca portal berita yang gosip, dan traveling jadi pas ditanya yang bagian science apa teknologi agak-agak kurang memberikan penjelasannya alias ngasal ngemeng aja. Apalagi pas ditanya pernah atau sering baca portal berita dari luar negeri apa gak, disitu saya jawab jujur enggak. Gara-gara interview ini sekarang saya jadi sering buka portal berita dari luar negri hahaha semua ada hikmahnya.

    Pas interview ini juga ditanya punya blog pribadi apa gak, karena saya punya blog pribadi jadi pas interview para beberapa interview buka blog saya di hadapan saya, ekspresinya ada yang senyum, ada yang datar, ada yang bilang review endorse?. Mungkin disini poin lebih kalau punya blog pribadi.

    3. Test Medical Check Up
       Hasil pengumuman interview ga begitu lama cuma sehari, dan pas dihubungi pihak kompas HP kebetulan saya silent dan saya lagi tidur siang, sampe dihubungin berkali-kali dan mas yang ngehubungin bilang "mba HP emang di silent terus?". 

    Untuk test MCU disini free, ditanggung dari pihak kompas, jadi kita tinggal datang ke Laboratorium atau klinik yang tertera di undangan test MCU. Kebetulan waktu test MCU kemarin tempatnya di Prodia Solo ga begitu jauh dari UNS. 

    Test MCU kemarin cuma test screening biasa meliputi test urine, darah, rongten, buta warna, berat dan tinggi badan, tekanan darah dan ditanya riwayat kesehatannya. 

    Tips untuk melalui test MCU ini adalah minum air putih yang banyak dan istirahat yang cukup, buat yang punya riwayat tekanan darah tinggi jaga pola makannya. Karena saya ga punya riwayat keluhan kesehatan apapun jadi saya PD dan santai aja pas test MCU.

    Nah itu dia tahapan seleksi reporter kompas penempatan Solo. Kebetulan saya apply reporter intisari. Pas interview saya sempat ngobrol dengan karyawan grid oto dari Jakarta yang ditugaskan di Solo, ternyata kompas khususnya Grid.id lagi proses extending di Solo, gedungnya pun lagi dibangun di daerah pintu tol keluar Boyolali. Bagian dari kompas seperti Grid, Nakita, dan Intisari sedang extending di Solo, karena itu pihak kompas lagi butuh cepat karyawan baru sebagai reporter di ketiga portal tersebut.

    Dari test MCU pagi jam 9, siangnya jam 12 hasil pengumumannya udah keluar bahwa saya lolos dan diundang tanda tangan kontrak plus mulai training di hari Senin tanggal 20 November. Mulailah saya galau karena secepat itu. Berhubungan dengan saya sudah di setting untuk seminar proposal tanggal 28 dan kegiatan training baru selesai di tanggal 30 November. Kegiatan training dilakukan 12 jam/hari dari hari senin-sabtu, otomatis pikiran saya akan terbelah kalau saya ambil pekerjaan ini. Belum lagi pasti pulang saya akan tepar, dan thesis akan terbengkalai padahal saya sudah setting awal Desember ambil data.

    Inilah kepentok sebuah pilihan, padahal ini kesempatan saya mulai berkarir di dunia perusahaan sesuai bakat dan passion, tapi karena hidup itu adalah sebuah pilihan dan harus memilih prioritas mana yang harus didahulukan. Hati kecil saya berbicara ragu ambil pekerjaan reporter ini karena pasti akan mengesampingkan tanggung jawab tesis saya. Konsultasi ke Ibu dan teman terdekat hasilnya sama "tesisnya diselesaikan aja dulu, tinggal beberapa bulan lagi". Akhirnya saya merelakan kesempatan saya di Intisari sebagai reporter.

    Untuk yang sedang dipentok sebuah pilihan jangan pernah ragu mendengarkan hati kecil kalian, seperti tidak ragunya mobil SN menabrak tiang listrik. Jangan pernah ragu juga akan Janji Allah akan rezeki-Nya yang sudah di plot dan diatur untuk hamba-Nya. 

    Untuk yang sedang bekerja jangan lupa bersyukur. Bekerja untuk beribadah, mengeluh itu manusiawi, meminta lebih itu manusiawi, asal jangan ikut-ikutan jadi Papa minta saham.

    Terima kasih untuk kompas yang memberikan saya kesempatan melewati proses seleksi, dan berat hati saya meninggalkan kesempatan itu.

    Jalan hidupmu tidak melulu sama seperti oranglain, maka nikmatilah proses melewati jalan itu, berbahagialah menggapai Cita dan Cintamu


    Semoga tulisan ini bermanfaat,
    Selamat pagi

    Continue Reading
    Sebuah perjalanan-

    Setelah sekian lama terlalu lama vakum oleh my autism. Ya, sejak setahun belakangan ini disibukkan oleh kuliah (lagi) yang sebenarnya ga sibuk tapi karena tugasnya, dan aktivitas nyuci masak di kos ditambah lagi sering bolak-balik solo-purwokerto-jakarta. Kegiatan ke semua itu menghilangkan keduniaanku atau bisa dibilang my autism, seperti menulis, gambar, traveling. 


    Setahun berlalu dapet temen baru, nuansa baru yang jauuh terbalik dari kehidupanku sebelumnya di Jakarta. Baru pertama kali ini jadi anak kost walaupun dulu sebenarnya pernah mondok tapi anak kos dan pondokan itu beda total. Lingkungan yang baru juga dimana berbeda terbalik apalagi teman-teman yang baru.

    Sejenak pasti banyak yang bertanya, ngapain kuliah ambil S2 di Solo? kenapa ga di UI, UGM, apalah apalah. FYI sejak dulu aku ini tidak mempriotaskan harus masuk di sekolah yang famous dan kualitas terbaik sejagad raya, walau tidak bisa dipungkiri memang sekolah itu terbaik sejagad raya. Buatku prioritas utama adalah keyakinanku, kedua kemampuanku, ketiga kantongku (canda deng). Jadi waktu mencari-cari kampus langkah pertama adalah cari jurusan yang mau aku ambil. Lagi-lagi kali ini aku tidak mau terjerumus oleh keadaan, kali ini aku mau sesuai passion. Lagi-lagi kalian yang susah paham tentang passion pasti akan ngedumel "mau jadi apa loooo?".

    Akhirnya memilih ilmu lingkungan, seperti cerita di tulisan sebelumnya kalau sebenarnya aku daftar di IPB dan diterima tapi karena udah mepet bayar di UNS yasudahlah, yang penting keyakinanku pada passionku membuatku nyaman dan bergeloraaah membarah (heh). 

    Solo itu bernuansa damai, apalagi posisi UNS yang diujung solo jauh dari hiruk pikuk beda dengan UGM yang rasa-rasanya padat. Entah kenapa aku merasa nyaman dan damai pokoknya tidak bisa diungkap dengan kata-kata. Mungkin ini juga pengaruh dari passion yang memang sudah kuyakini untuk dijalani.

    Kehidupan kuliah S2 ini tidak seperti yang lain, mungkin banyak yang kira kuliah S2 itu duitnya banyak bisa foyah-foyah. Tapi kalian harus tahu kehidupanku kuliah S2 ini jauh lebih hemat dari S1. Untuk makan sehari-hari kalau masak di kos cuma mengeluarkan paling mahal 30rb/minggu, kalau ga masak yaaa taro lah 70rb/minggu. Jaman sekarang di solo dengan uang 100rb bisa hidup sampai dua minggu untuk makan aja. Damai rasanya.

    Karena kedamaian itu, dan jauh dari keluarga membuat aku lebih fokus. Karena semua otak ini ku curahkan pada tugas yang menumpuk. Dan itu terbayar oleh nilai IP yang menakjubkan alhamdulilllah belum ada nilai B sejauh ini. 

    Entah nanti akan jadi apa, yang terpenting membuat yakin adalah pilihanku ini sesuai passion. Apakah itu membawaku pada suatu jabatan pekerjaan atau tidak, yang terpenting adalah membawaku kepada suatu proses pembelajaran yang lebih baik.

    Untuk kalian, kejarlah apa yang menjadi pilihan kalian sesuai apa yang kalian tuju, sesuai passion, sesuai kenyamanan hati kalian, entah itu akan menghasilkan materi lebih atau tidak, toh kebahagiaan bukan hanya sekedar materi. Dan jangan sesekali meremehkan pilihan orang lain yang seringkali tidak masuk akal.

    Solo memang tidak banyak wisatanya seperti jogja, inilah yang membuat nyaman. Datanglah ke Solo untuk sekedar menikmati kenyamanannya.
    Continue Reading
    Minggu lalu dalam perjalanan di mobil, saya dan kakak laki-laki saya atau saya panggil Abang mengobrol banyak hal tentang perjalanan dia selama seminggu dalam rute silaturahim. Rute perjalanan Abang menyebarkan undangan Haul Sayyidatina Fatimah bin Rasulullah ke jama'ah, seperti halnya yang dilakukan para pendahulu simbah Malik, pakde sampai bapak saya.

    Perjalanan kali ini menjadi hal yang paling terkenang untuk Abang. Berhubung pembicara ceramanh di Haul nanti adalah Habib Umar Muthohar, mendekati acara puncang Abang harus silaturahim ke rumah Beliau untuk memastikan kehadiran beliau. Singkat cerita sampailah Abang di Semarang kediaman Habib Umar Muthohar namun tidak langsung bertemu karena beliau sedang tindak (pergi) ke Jepara. Abang tetap menunggu semalam, esok harinya beliau akhirnya menemui Abang namun ternyata tidak sendiri, ternyata ada Habib Ja'far.

    Dalam perjalanan kami di mobil, Abang bercerita bagaimana ia terkesan bertemu dengan Habib Ja'far. Sebelumnya saya baru mengenal Habib Ja'far ketika acara maulid di tempat Habib Luthfi Pekalongan, dimana Habib Ja'far nampak digandeng oleh Abah tepat di kiri beliau, dan di kanan beliau Bapak Presiden. Siapa Habib Ja'far? saya tidak tahu kala itu, yang saya meyakini Habib Ja'far pasti spesial. Bagaimana tidak spesial? beliau digandeng Abah sejajar Presiden Jokowi kok.

    Kala itu Abang bercerita ketika bertemu Habib Ja'far seperti ketemu bayi. Kalian tau kalau ketemu bayi bagaimana? rasanya menggembirakan, ingin memeluk, mencium, mendekat terus. Ketika pertama mencium tangan Habib Ja'far, Abang memperkenalkan diri dan dari mana. Ternyata setelah memperkenalkan diri, Habib Ja'far tidak begitu asing dengan Kedung Paruk.

    Dari cerita Habib Ja'far, beliau pernah ke rumah simbah Malik Kedung Paruk ketika masih muda menggunakan motor. Setelah sowan dalam perjalanan pulang beliau ketilang polisi di tengah jalan. Lucunya dalam menceritakan cerita tersebut ke Abang dan di depan Habib Umar Muthohar seperti bercerita suatu kenangan yang sangat mengena di hidup beliau. Kurang lebih percakapannya seperti ini.

    "mbiyen awak dhewe pernah nggone simbah tho mar? ketilang polisi pas bali, jek urip orak kuwi yaa polisine, asem tenan" Habib Ja'far.

    Dalam bertemu dengan Habib Umar Muthohar, abang juga harus menunggu semalam lagi karena baru sampai di kediamannya, Habib Ja'far sudah mengajak Habib Umar ke pantai Marine Semarang. Mau ngapain ke pantai Marine tengah malam?. Ternyata ada tamu beberapa pengusaha yang menurut cerita meminta didoakan Habib Ja'far. Apa yang dilakukan di Pantai?

    Tengah malam abang mengikuti Habib Umar dan Habib Ja'far ke pantai. Ternyata Habib Ja'far menghamburkan uang setas besar milik pengusaha tersebut sembari di doakan dan mengangkat kedua tangan Habib Ja'far "berkah, berkah".

    Bagaimana bisa uang sebanyak itu dibuang begitu saja? saya sampai ternganga mendengar cerita abang. Namun begitulah kita tidak sampai mengetahui apa yang diketahui beliau.

    Abang juga bercerita ketika momen berfoto dengan Habib Ja'far. Saat itu, abang berpesan dengan santri yang diminta untuk memfoto Habib Ja'far dengan abang tapi jangan sampai Habib Ja'far tahu kalo sedang di foto. Namun tiba-tiba Habib Ja'far mengetahui kalau ada yang mengambil fotonya, sontak baliau langsung menyelutuk.

    "ngopo kui"
    "anu ambil foto buat kenang-kenangan"
    "nggo kenang-kenangan, ojoo foto yo foto ojo nggo kenangan"

    Konon ada cerita 3 orang yang sowan ke Habib Ja'far ketika pulang mereka pamitan dengan maksud untuk pulang. Namun Habib Ja'far mengatakan "arep ngendi kok pamitan, ojo pamitan bali yo bali ojo pamitan"

    "nggeh bib pamitan arep tindak"
    "tindak ngendi, bali yo bali too ojo mekso pamit karo aku"

    singkat cerita karena 3 orang tersebut memaksa untuk berpamitan Habib Ja'far melegakannya untuk mereka berpamitan. Ternyata benar mereka berpamitan karena mengalami kecelakaan di tengah perjalanan pulang.

    Ketika momen foto tersebut Habib Umar juga mengatakan "untung Habib Ja'far gak bilang buat kenangan, kalau sampai dia ngomong benar buat kenangan"

    Mendengar cerita tersebut saya benar meyakini kalau ucapan adalah doa baik buruk, apalagi kalau yang berucap adalah seorang yang sudah sangat dekat dengan Allah. Kemudian saya juga akhirnya tahu dan membuktikan kalau memang Habib Ja'far bukan sembarang Habib biasa. Habib Ja'far merupakan satu contoh yang dapat kita cintai.

    Abang dengan Habib Ja'far di kediaman Habib Umar Muthohar



    Cerita ini saya abadikan karena agar terus mengingat, kurang lebih dari cerita mohon dimaafkan karena baru ditulis seminggu setelahnya, Terimakasih.

    Continue Reading



    Tahun lalu setelah lulus dari jenjang Strata 1 saya belum ada niat untuk sampai sejauh ini, dulu sebelum sidang saya mengira hidup ini begitu indah setelah sarjana. Tapi ternyata tidak, hidup ini kenyataannya harus berjuang.


    Lalu lalang mencari pekerjaan, ke jobfair, apply lamaran via online/offline semua sudah dikerjakan, ke perusahaan satu ke yang lain interview, test, tapi kenyataannya ridho orangtua saya tidak boleh bekerja di pabrik, saya tidak begitu paham apakah mereka ridho atau tidak, yang jelas setiap saya cerita pengalaman saya ibu terutama yang miris, karena perusahaannya begitu jauh ditempuh kendaraan belum lagi melihat saya begitu lelah untuk mengiyakan interview sampai ke ujung beruk tanggerang.

    yah itu cerita pengalaman saya mencari pekerjaan yang nyatanya Indonesia belum cukup menyediakan lahan pekerjaan apalagi menyetarakan kesejahteraan rakyatnya, miris. Maka berbahagialah kalian wirausaha-wan.

    Singkat cerita, tahun lalu almarhum bapak saya sudah sering meminta saya untuk segera menikah bahkan sampai terakhir kami bertemu dan masih satu meja makan. Ketika bapak meminta hati kecil kadang ingin mengiyakan karena ini permintaan orangtua, tapi sesekali saya juga ragu. akhirnya sampai bapak meninggal saya masih single, ternyata jalan saya seperti ini.

    Saya juga menyampaikan kenapa saya tidak mengiyakan untuk segera menikah, karena plan saya ingin melanjutkan sekolah lagi, kemudian mencari pekerjaan yang layak dan membantu ibu bapak, menyegerakan ibu untuk istirahat banting tulang. iya itu saya sampaikan ke bapak, saya tahu ayah mana yang resah anaknya belum menikah di umur 23 tahun? padahal kakaknya sudah menikah di umur segitu?. ya saya membelokkan kebiasaan keluarga.

    Akhirnya bulan desember tahun lalu saya mendaftar di UNS, kenapa di UNS? karena pertimbangan biaya dan saya sudah mengenal kotanya. Kenapa tidak di UI atau UGM? pertama UI mahal, kedua saya sumpek di jakarta, ketiga saya ingin merantau. kenapa tidak di UGM? pertama mahal, kedua saya belum menyiapkan toefl, ketiga di jogja rame.

    Januari saya test di UNS, februari pengumumannya keluar, saya kira langsung masuk di semester genap ternyata jurusan saya masuk di semester ganjil, sayapun harus menunggu sampai agustus.

    Saya tidak pernah tahu kalau bapak akan meninggalkan kami semua, bulan mei saya terkena musibah. bapak meninggal begitu tiba-tiba. hati saya hancur berkeping, rindu yang tidak lagi kuasa tertahan, menyesal karena belum membahagiakan bapak apalagi tidak mengabulkan permintaan bapak.

    sempat ragu, saya berulang kali berfikir untuk mundur melanjutkan langkah saya, saya berfikir untuk kerja saja, tapi sayapun berulang kali berfikir tidak baik melangkah mundur lebih baik melangkah maju, dan ibu mendukung saya, walaupun saya tahu begitu berat ibu melepas saya untuk jauh dari jakarta.

    sayapun akhirnya mencoba mendaftar IPB yang super mendadak, H-1 penutupan pendaftaran saya menyiapkan semua persyaratannya, dari proposal penelitian sampai rekomendasi. semua serba mendadak dan sayapun tidak berfikir jauh soal tanggal pengumuman yang mepet jadwal pembayaran terakhir di UNS.

    bulan Agustus keluarga kami diberi ujian kembali oleh Allah, Kakak saya nomer 2 melahirkan dan anaknya harus dirawat di NICU karena ada virus. ketika itu pas jadwal saya harus membayar UNS dan menunggu pengumuman IPB.

    saya ingat itu tanggal 15 Agustus, saya masih di sekolah mengajar anak-anak. saya resah sekali, kalau IPB tidak diterima saya harus pergi ke solo dalam keadaan di rumah sedang riweh dan resah pula.  Setelah pulang dari sekolah saya langsung membuka web IPB ternyata pengumumannya belum keluar, mau nangis saya, saya tidaak tahu harus berbuat apa, karena saya tahu kalau mengadu ke ibu hanya menjadi beban lagi

    sayapun mengambil sikap, lillahita'ala. saya langsung ke bank untuk membayar karena sudah jam stengah 4 sore, sampai bank saya mau nangis karena bank sudah tutup, alhamdulillah diberi kesempatan oleh teller untuk ke atm mengambil duit cash dan ditunggu sampai jam stengah 5.

    sorenya saya langsung packing. sebelum stasiun saya ke rumah sakit pamit ibu, mau nangis rasanya. karena jakarta-solo itu begitu jauh, saya juga tidak punya siapa-siapa di solo, saya sendiri. apalagi saya pergi dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

    sampai di solo saya sempat ragu apakah benar jalan yang saya benar, apakah saya akan kuat, mengurus semuanya sendiri tanpa didampingi siapapun. ternyata Allah yang menguatkan. dari mencari kos-kosan, membersihkan kamar, sampai urusan mengirim motor dilakukan sendiri. kadang terlintas penyeselan "coba ada suami pasti ditemenin suami" kemudian netes air matanya karena ingat bapak

    yang dipikirkan adalah ibu, karena selama 5 tahun tinggal satu atap sama ibu, dan kami selalu berbagi cerita, kadang saya nangis setiap solat karena ingat bagaimana ibu banting tulang di jakarta dan kelelahan. ibu masih harus bersabar menunggu saya menjadi orang. kadangpun sedih karena ibu memendam semua masalah sendiri, dulu kami sering berbagi masalah saling melegakan, tapi sekarang kami berjauhan.

    Masing-masing punya jalan pendakian yang berbeda dalam menggapai cita, tidak ada yang mudah tapi kita punya Allah yang akan memudahkan dan menguatkan.

    Semoga perjalanan 2 tahun kedepan lancar. amiin, mohon doanya teman-teman


    Continue Reading


    setidaknya aku pernah merasakan kebahagian memilikinya,

    setidaknya aku pernah merasakan penantian demi penantian untuk bertemu dengannya,
    setidaknya aku pernah berharap suatu saat kebahagiaan abadi akan datang

    sebelum sesuatu hal itu merenggutnya dari semua kebahagiaan yang dulu dirasakan
    sebelum sesuatu hal itu merampasnya dari semua kenyamaan ketika bersama
    sebelum sesuatu hal itu merubah tujuannya yang tidak lagi menujukan kepadaku
    sebelum sesuatu hal itu menjadikan penantianku sia-sia
    sebelum sesuatu hal itu membuat harapan demi harapanku menjadi angin yang berhembus begitu saja
    sebelum sesuatu hal itu membuat hatiku- dan nya terpisah, bukan lagi hanya jarak
    sebelum sesuatu hal itu membuatnya enggan bertemu lagi.

    waktu memang tidak pernah berjalan mundur, namun kenangan akan selalu berjalan mundur
    mengenang kembali kebahagiaan yang pernah kita miliki,
    sebelum sesuatu hal itu datang didirinya,
    sebelum ketidaknyamananku datang,
    sebelum kepercayaanku menjadi keraguan
    sebelum kepedulianku menjadi untaian doa
    sebelum harapanku ku singkirkan jauh-jauh
    sebelum rindu menjadi tidak terucap lagi


    sore hari,
    menanti senja datang





    Continue Reading



    aduh sebenernya males banget nulis beginian, tapi berhubung kemaren abis ngobrol-ngobrol tentaang ah sudah tidak perlu dibahas.


    kalo kata adam di film if I stay "pacaran jarak jauh itu kaya pacaran sama hantu", aduuuh adam kalo ga ganteng gue gigit nih.

    iya dam aku stay untuk kamu 


    tapi kalo kata temen ngobrol, LDR adalah pilihan atau yaudah lah jalan aja tanpa pikir panjang ke depannya iya contohnya gue.

    Jarak itu membunuh sekali, ketika lagi berantem kesel mau ngadu ke siapa? sama-sama keras, karena jarak terbentang yaudah semua ga bisa selesai karena adanya jarak.

    jauh beda sama yang deket, bisa aja tiba-tiba ketemu ngomong 4 mata, dan semua selesai. kalo jauh? perempuan ga mungkin nyamperin laki-laki kan jadi baek-baek aja sabar nunggu lakinya nyamperin dengan jantan dan menyelesaikan masalah, kalo ga yaudah sabar-sabar aja ya usap air matamu.

    dukanya banyak, kalo kata temen ngobrol pastilah dukanya banyak nyeseknya banyak yeee kan. minta ditenggelemin.

    tapi emang dukanya banyak, yang paling berasa adalah ketika berantem dan semua ga bisa selesai karena jarak, ini menyakitkan karena ga bisa menyelesaikan berdua bersama, yang ada egonya besar dan satu sama lain merasa benar kemudiaan udah menghilang begitu aja.

    apalagi kalau satu sama lain tujuannya udah berbeda, udahlaah hapus air matamu nak.

    rasanya merasakan LDR yang cukup lama membuat gue membuka mata lebar, aaaah aku tidak mau merasakan LDR lagi.

    yaudah sarannya gausah LDR ya mbak-mbak syantiiik, kalo mau LDR mendingan sekalian nikah dulu.


    salam,
    Farha




    Continue Reading
    ada kata seharusnya,

    seharusnya diujung perjalanan meraih gelar sarjana kita selalu saling membutuhkan, saling menjadi tempat berkeluh kesah, saling menjadi tempat berkeluh lelah, tempat dimana kembali dalam segala hal.

    tapi ujung perjalanan ini menjadi berbeda dari apa yang sudah dibayangkan pada kala pertama kita sama-sama merasakan sebuah fasa perubahan dari siswa menjadi mahasiswa.

    memang adanya aku atau kamu mungkin tidak mengubah hal dalam segala hal. karena jarak yang terbentang beratus kilometer, dan ditambah berkali lipat jarak masing-masing hati kita yang sudah saling menjauh. 

    adanya atau tidaknya aku tidak mengubah apapun, karena aku bukan seperti udara, gunung, laut, awan, yang bisa kau rasakan. karena aku bukan teman-teman yang selalu disampingmu, tiap hari melihat perjuanganmu, tiap hari mendengar keluh kesahmu, tiap kali mendengar cita-citamu. karena aku adalah tiada, karena aku bukanlah hal kecil apalagi besar untukmu.

    dalam perjalanan ini setidaknya aku belajar,

    untuk tidak memberitahu apapun kepadamu, tentang sebuah perasaan, keresahan, bahkan doa-doaku.

    setidaknya aku belajar untuk menjadi terbiasa menyadarkan diri kalau aku tidak berhak dan kamu tidak memiliki hak apapun tentangku.

    satu aku satu kamu saling menyendiri
    satu aku satu kamu saling tak saling peduli

    seakan tidak sadar bahwa masing-masing dari kita sudah tidak saling membutuhkan.

    mungkin aku akan membenci gunung, samudera awan, hembusan badai angin diatas, bahkan teman-temanmu, yang sudah merenggut kenyamananmu padaku. 

    tapi aku tahu satu hal, yang hanya aku perlu tahu.

    yang perlu kau tahu,

    ketahuilah, apapun yang kamu lakukan esok aku tetap mencoba tersenyum mendoakan kebahagiaan hidupmu. 

    semoga puncak-puncak keinginan yang membuatmu nyaman dan bahagia selalu tercapai.

    karena pernah bersatu tak selamanya menjadi satu,
    karena bersatu selalu bisa kembali menjadi masing-masing

    semoga kemudahan ujianmu esok hari diberi kemudahan,



     "Tidak ada seorangpun mampu melengkapi apa yang sudah utuh. Tidak ada sesuatu pun dapat mengisi apa yang sudah penuh. Tidak ada satu pun yang dapat berpisah satu sama lain.- Supernova"
    Continue Reading

    akhirnya tinggal bimbingan skripsi, padahal yakin masih jauh karna bimbingan tidak lah semudah menyusun skripsi, yakin betul. saya akan melalui berdebat dengan dosen meyakinkan dosen analisa demi analisa yang dibuat, membenarkan menyalahkan, erwgh.


    dua bulan lebih saya selalu bilang "ah tinggal, ah tinggal" sampe-sampe lupa waktu, lupa diri, lupa skripsi. sampe-sampe analisa yang dibuat tulisan yang dibuat di rombak-rombak lagi karena hasil pemikiran sebelumnya ga nyambung. apalaah sok pinter banget.

    tapi legaaa akhirnya tinggal ngasih skripsi dan bimbingan. hahaha tinggal, tinggalkan saja skripsimu di pembimbing, kamu jalan-jalaan deeeh. horeeeeeeeee!

    mungkin sebentar lagi akan sidang, jadi mikir mateng-mateng setelah sidang mau kemana, udah cukup nganggur selama ini, jalan-jalan hura-hura sejauh ini, jadii... mau kemana yaa?

    niat tulus paling dalam pengen pergi dari jakarta, pulau jawa. nyebrang dikit malaysia gapapa deh asal pergi, atau ke ujung beruk indonesia. yang jelas mau pergi sebentar aja dari jakarta 3 bulan paling cepet, mengatur perasaan lagi, ngatur hati lagi.

    bismillah semoga bimbingannya ga terlalu lama, dan ga mogok mood karna bete disalahin mulu ama dosen yaaah. 

    semangat teman-teman kelas yang masih berjuang, sedih karna beberapa masih ada yang di lab, ngeliat mereka di lab rasanya mau bantu tapi cuma bisa doain aja biar cepet dapet hasilnya.

    semangat ya sobat-sobatku sayaang :)


                                

    salam,
    farha
    Continue Reading
    ketika egois hidup dalam hati seseorang, maka hati seseorang tersebut adalah belati bagi orang yang sangat mencintainya.


    tercabik-cabik, kecewa, maunya memaki, tapi apa untungnya? dan apa hakku sebagai seseorang yang bukan siapa-siapa?

    setidaknya aku pernah belajar melakukan hal seperti yang sekarang dilakukan seperti 6 tahun lalu. bedanya aku ditinggalkan oleh dua alasan yang berbeda. bedanya jauh tapi yang sekarang dilakukan adalah sikap yang sama. rasanya itu.. 

    pernah ga sih terfikir ketika kita memilih suatu jalan untuk menjalin hubungan, memilih untuk mecintai, memilih untuk ini terakhir, tapi jalan yang kita pilih adalah keraguan. keraguan "yakin kamu? yakin ga kejadian kaya yang dulu? yakin bener?" 

    yang sebenernya adalah cinta itu bersahabat sama keraguan.

    toh akhirnya keraguan tinggal keraguan kita tetep bisa mencintai, walaupun selalu ada keraguan di dalamnya tapi kita selalu percaya, membohongi diri sendiri tepatnya.

    apes, emang apes. nyesel, iya emang nyesel.

    kalau begini caranya, lebih baik kan dulu... selalu begitu. 

    pada akhirnya orang yang paling kita cintai, kita banggakan, kita sabarkan, kita perjuangkan, kita...... memilih untuk tidak memilih kita untuk dibahagiakannya.

    pada akhirnya kita adalah bukan tujuannya, melainkan ego adalah tujuannya.

    pada akhirnya kita, kamu, aku, harus menyelesaikan perasaan besar ini. perlahan harapan demi harapan dilunturkan, perlahan perasaan dilupakan.

    apapun pilihannya, apapun tujuannya, semoga bahagialah yang ia capai. hanya bisa berdoa agar hati ini bisa lembut selembutnya, agar tidak memendam kekecewaan menjadi benci. 

    pesan bagi siapapun : ketika memutuskan mencintai seseorang, berani berjanji akan kehidupan selanjutnya, maka selesaikanlah terlebih dahulu ego kalian masing-masing sebelum berjanji lebih jauh sebelum menyakiti.
    Continue Reading
    Menjadi tidak itu kadang melegakan
    Entah apa yg dikerjakan, disukai, disayanginya lagi
    Tidak usah mencari tahu lagi,
    Berhaklah dia untuk mengejar impiannya, berhaklah dia untuk mencintai pasangan yg dia suka, berhaklah dia mencari yang menyempurnakannya
    Jadi?
    Jalani hidupmu sendiri dengan keberhak-anmu juga
    Selamat malam-
    Continue Reading
    karna icha adalah pertama yang menikah, jadi hebohlah kita diacara kawinan icha, disebabkan karna jiwa kita yang masih mencak-mencak, belum anggun.

    tapi happy sekali, ketawa-tiwi, nyerbu makanan, selfie ga ada abisnya, sampe photobooth rame-rame yang bikin malu.

    entahlah dinikahan selanjutnya jiwa kita masih seperti ini apa gak, kalo tidak berarti emang dasarnya begini kita ya. hahaha love youu lah buat kalian muaach













    pose mematikan, yang belakang malah selfie sendiri hhahaha


    salam,
    farha
    Continue Reading
    yang wisuda bukan saya, hehe belum diwisuda soalnya belum sidang.


    semester genap ini teman-teman terbaik saya diwisuda, selain teman-teman, kaka ipar saya juga diwisuda. Kebetulan telat satu semester jadi wisudanya bareng temen-temen saya, nah kebetulan juga saya ikut acara wisudanya, masuk ke dalam ruangannya. Full dari awal sampe akhir.

    saya pernah ikut acara wisuda dulu ketika kakak pertama diwisuda, lulusan UHAMKA. waktu itu wisudanya di JCC. saya kira wisudanya macem wisuda pada umumnya, satu persatu dipanggil nama plus nama ayahnya terus maju kedepan, dipindah tali toganya sama rektor, dikasih ijazah, piagam, sama kalung gitu. itu wisuda kakak saya dulu. dan di UIN jogja waktu kakak saya yang kedua juga seperti itu satu-satu dipanggil ke panggung.

    tapi ternyata beda sama UNJ, pemindahan tali toga secara bersamaan oleh rektor, mindahin sendiri gitu. awalnya kaget gitu saya, kakak saya dan ibu saya. ternyata cuma simbolis, terus penyerahan ijazah oleh dekan ternyata ya? dan cuma dikasih map ijazah aja ga dikasih macem kalung-kalungan gitu. ternyata beda sekali, maklum laaah kampus murah meriah.

    wisudanya pun di JIEXPO, memang parkirannya luas gak sempit, tapi ruangan untuk acara wisudanya lumayan riwueh, karena undangan sama peserta wisuda jadi satu, kalau di JCC itu undangan di atas, dan yang dibawah itu (VIP) cuma kedua orangtua.  mending lah bersyukur di JIEXPO dari pada di GSG kampus B :P

    pas kemaren wisuda saya juga jarang ngeliat wisudawan ngalungin cumlaude, kayaknya kampus lain banyak banget gitu yang ngalungin cumlaude ya? kenapa ya? agak bingung sendiri. yah bagaimanapun tetap bangga sama kampus sendiri lah ya :P

    melihat teman-teman saya wisuda tentunya senang, foto-foto. ada rasa sedih juga karena ga bisa ikut benar-benar merasakan wisuda hari itu. tapi gak mengurangi rasa bahagia untuk teman-teman. Hari itu benar-benar terjadi, akan terjadi juga tidak adanya wajah mereka lagi, kalaupun bertemu bakal jarang paling sebulan sekali itupun kalo iya ketemu. karena masih aktifitas di kampus untuk konsul bakal ngerasain males juga karena udah ga ada mereka lagi, atau udah ga bisa gerombolan di kampus lagi. sedih yaa..

    tapi bagaimanapun harus ikhlas melepaskan mereka, supaya mereka bisa melanjutkan kehidupannya, meraih mimpi-mimpinya, sukses dunia akhirat. 

    selamat atas gelar sarjana M,Pd mas tho, 


    selamat mas tho!



    selamat atas gelar sarjana S.Si teman-teman kimia ajja!
    love you




    3 sahabat kesayaang, selamat nina ninda semoga gue dan ica menyusul dengan cepat!

    ATAS : 
    Nina Mu'minah S.Si, Dea Apriyani S.Si, Eriska Rahma Putri S.Si, Nugroho Windu Hadi S.Si, Teguh Permana S.Si
    BAWAH : 
    Umar Hasan S.Si, Ninda Ramadani H.N S.Si, SYifa Kawakib S.Si, M. Febry S.Si, Wuri Ambarwati S.Si



    semoga saya cepat menyelesaikan urusan skripsi, dan cepat di sidang, amin!


    salam,
    farha
    Continue Reading
    mood boster!


    September ini dimulai dengan berpuasa,

    tirakat, ceritanya dengan maksud dan tujuan tertentu dan tentunya lillahi ta'ala

    dimulai juga dengan menyelesaikan gambar pesenan yang diulang, ini karena keteledoran tapi juga karna ga mood juga hffft





    gambar pesenan wuri buat pacarnya, yg mau boleh LINE -> ID : Farhati


    September ini juga sahabat terbaik akan wisuda. gimana rasanya? entahlah, rasanya hati enggan untuk bersedih, bukannya harusnya bahagia karena teman terbaik sudah mampu menyelesaikan selama 4 tahun ini? bersedih karena diri ini tidak mampu seperti kalian teman terbaik, bersedih karena akan berpisah dengan kalian, bersedih karena hari-hariku tidak lagi selalu bersama kalian. aaah ini sebuah perjalanan, harus direlakan demi perjalanan selanjutnya yang harus ditempuh teman terbaikku, sedangkan aku masih harus menyelesaikan dengan teman yang lain yang sedang berjuang.

    terasa berat, sangaat berat rasanya. apalagi kehilangan separuh. seharusnya separuh itu mengisi agar semangat untuk berjalan di perjalanan ini, seperti awal kuliah dulu 4 tahun yang lalu. ah sudahlah lagi-lagi ini sebuah perjalanan.

    yang pasti september ini harus dimulai dengaaan mengingat skripsi, tidak diduakan. bertemu pak zul dosen pembimbing yang males ditemuin *senyum setan*. september ini harus selesai, kalau selesai bulan selanjutnya bisa dilanjutkan dengan beberapa pekerjaan yang lain.

    September ini banyak yang harus dijanjikan untuk diri sendiri, sebenarnya sulit janji untuk diri sendiri daripada untuk oranglain bukan? tapi ini hanya masalah waktu, mudah-mudahan janji itu selalu diingat.

    bismillaaah, 

    selamat wisuda teman-teman, semoga kalian sukses selanjutnya, sukses dan bahagia dunia akhirat,
    amin.

    salam,
    farha
    Continue Reading


    Ramadhan selalu berlalu begitu saja
    tiba-tiba sudah tiba hari kemenangan, kumpul keluarga bercengkrama dalam satu rumah dimana kumpul dalam satu rumah akan menjadi hal yang sangat dinantikan

    tahun ini mahasiswa akhir seperti saya akan sangat pasti banyak ditanyakan "udah lulus belum?"

    tapi itu tidak berlaku di keluarga besar saya, saya sudah menghitung yang bertanya "udah lulus belum?" atau kalimat lain "udah selesai to kuliahmu?" itu cuma budhe-ku dan kakak sepupuku, 2 orang tok dari sekian banyak sodara yang sudah ditemui *merasacool*

    tapi jangan berbahagia dulu, karna yang ditanyakan "tahun depan kan?" "kapan nih manten lagi?" oke fix, karna dari bapak ibu perawannya tinggal 2 dan saya yang tertua jadilah saya merasakan hal ini, merasakan ditanyakan "mbloo kamu masih jombloo?"

    apalagi pas sungkeman ke bapak, bukan sungkeman minta maaf tapi bapak langsung nyosor aja "tahun depan kan mbaa?, siap nih tahun depan?"

    saya selaku yang belum punya calon tidak bisa menjanjikan ke bapak atau ibu siapa pria yang akan mengambil saya dari mereka. saya juga tidak bercerita lagi siapa yang dekat, yang saya bisa lakukan cuma meminta doa mereka. 

    iya seperti kalimat budhe "yakinlah apa yang kamu peroleh sekarang adalah hasil doa dari leluhurmu dulu, ibumu bapakmu, eyangmu, uyutmu, sampaii garis atas turunanmu"

    secuil cerita dari lebaran tahun ini yang berbeda dari tahun lalu, tahun lalunya. Mungkin tahun depan akan berbeda lagi ceritanya, boleh jadi ceritanya kapan tanggalnya? atau bahkan suaminya orang mana?. Allah yang punya cerita.


    Bersyukur lebaran tahun ini keluarga lengkap kumpul, kecuali menantu bapak ibu yang kedua. 5 anak ibu kumpul lengkap, 5 cucu juga lengkap. Bahagia rasanya masih bisa merasakan lebaran dengan kedua orangtua yang masih sehat dan bugar. Bahagia masih bisa merasakan dapet uang THR, dan tahun ini adalah tahun terakhir dikasih THR *sedih*. Bahagia juga karna masih bisa merasakan waktu yang free untuk beberapa bulan ini, karna belum terikat kerjaan atau terikat hatinya.

    Semoga tahun depan masih berkumpul lengkap, bapak ibu sehat, seluruh anak dan cucunya sehat juga. Semoga tahun depan punya cerita baru, ada anggota baru di keluarga. Amin.

    momen buka puasa terakhir

    setelah sholat 'id jedyar jedyer petasan

    suasana lebaran di kedung paruk

    mba lia's family

    4 pendekar ganteng, dari kanan : kakak danang, elzi, abang vko, mas zko

    4 pendekar dan 1 bidadari aisyah, tante sayang kaliaaaaaan :*

    3 pendekar yang kadang menemani di Jakarta hahaha

    Lengkap, alhamdulillah


    bapak ibu dengan santri yang lebaran di pondok

    abang's family

    sisters, maaf ya saya paling tinggi 

    2 keluarga besar, bani muhammad dan bani said




    sweet, holding brother's hand


    2 single, tinggal ngawinin 2 anak ini 

    lovely, bapak dan ibu



    Selamat menanti Ramadhan kembali-

    Tulisan ini telat di post karena beberapa hal,

    Salam,
    Farha

    Continue Reading
    Older
    Stories

    Cari Artikel Lain Disini

    About me



    Farhati Mardhiyah
    child from '93/ environment enthusiast/ traveling, writing, and sketching / share with love

    Based on Jakarta

    CONTACT ME

    Email : [email protected]

    Reader

    Find and Follow Me

    • facebook
    • instagram
    • LinkedIn
    • Twitter
    • Youtube

    RECENT POSTS

    NEWSLETTER

    Most Popular

    • [REVIEW] : Cetaphil Gentle skin Cleanser
    • Kehilangan
    • [REVIEW]: Shampoo Berketombe
    • Perjalanan menggapai cita
    • Menjadi tidak tahu

    Blog Archive

    • ▼  2019 (7)
      • ▼  February 2019 (1)
        • Grand Keisha Yogyakarta by Horison, Cocok Untuk Li...
      • ►  January 2019 (6)
    • ►  2018 (46)
      • ►  December 2018 (14)
      • ►  November 2018 (12)
      • ►  October 2018 (5)
      • ►  September 2018 (3)
      • ►  August 2018 (3)
      • ►  July 2018 (1)
      • ►  June 2018 (1)
      • ►  May 2018 (4)
      • ►  March 2018 (1)
      • ►  January 2018 (2)
    • ►  2017 (13)
      • ►  December 2017 (1)
      • ►  November 2017 (5)
      • ►  October 2017 (1)
      • ►  September 2017 (5)
      • ►  July 2017 (1)
    • ►  2016 (3)
      • ►  September 2016 (1)
      • ►  June 2016 (2)
    • ►  2015 (10)
      • ►  August 2015 (1)
      • ►  July 2015 (1)
      • ►  June 2015 (1)
      • ►  April 2015 (2)
      • ►  March 2015 (2)
      • ►  January 2015 (3)
    • ►  2014 (64)
      • ►  December 2014 (5)
      • ►  November 2014 (7)
      • ►  October 2014 (13)
      • ►  September 2014 (9)
      • ►  August 2014 (13)
      • ►  July 2014 (1)
      • ►  June 2014 (4)
      • ►  May 2014 (1)
      • ►  April 2014 (1)
      • ►  March 2014 (4)
      • ►  February 2014 (2)
      • ►  January 2014 (4)
    • ►  2013 (48)
      • ►  November 2013 (3)
      • ►  October 2013 (9)
      • ►  September 2013 (2)
      • ►  July 2013 (9)
      • ►  June 2013 (4)
      • ►  May 2013 (3)
      • ►  April 2013 (5)
      • ►  March 2013 (4)
      • ►  February 2013 (4)
      • ►  January 2013 (5)
    • ►  2012 (33)
      • ►  December 2012 (4)
      • ►  November 2012 (2)
      • ►  October 2012 (3)
      • ►  September 2012 (2)
      • ►  August 2012 (1)
      • ►  July 2012 (2)
      • ►  June 2012 (2)
      • ►  May 2012 (2)
      • ►  April 2012 (3)
      • ►  March 2012 (4)
      • ►  February 2012 (5)
      • ►  January 2012 (3)
    • ►  2011 (27)
      • ►  December 2011 (1)
      • ►  November 2011 (5)
      • ►  October 2011 (2)
      • ►  September 2011 (5)
      • ►  August 2011 (12)
      • ►  July 2011 (2)
    • ►  2010 (2)
      • ►  November 2010 (2)

    PART OF

    Warung Blogger
    Blogger Perempuan

    Blogger Jakarta
    beautynesia blogbeautynesia

    Followers

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top