Hindari Salah Gunakan Obat, Pastikan Tanya Apoteker Ketika Beli Obat

By Farhati Mardhiyah - 5:25 AM

Baca Juga

Seringkali kita sering meremehkan Peran Apoteker yang ada di berbagai retail pelayanan farmasi seperti apotek. Pernah gak sih kalian pas di gerai apotek tiba-tiba Apoteker muncul menanyakan "cari apa mba?" lalu merasa risih?. Yap, saya pernah merasakan hal itu karena berbelanja dan diikuti oleh pegawai membuat rasa kenyamanan terganggu.


Ternyata saya salah besar untuk merasa risih, karena apoteker sedang menjalankan peran tanggung jawabnya untuk memastikan kita sebagai konsumen atau masyarakat cerdas gunakan obat, bahasa umumnya tidak salah memilih obat, gitu.

Pemahaman lebih mengenai peran apoteker baru saya peroleh dari event Gathering Blogger and Journalist, dengan tema Be Smart and Fun with Pharmacist. Acara gathering tersebut diselenggarakan oleh Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dalam rangka memperingati Hari Apoteker Dunia 2018 (World Pharmacist Day) yang jatuh pada tanggal 25 September 2018.

Bersama Teman Blogger, Narasumber, dan Panitia
Beruntung sekali saya dan teman-teman blogger yang sudah terpilih dapat bergabung diacara gathering IAI, materi yang diperoleh sangat bermanfaat dan memang wajib diketahui oleh masyarakat sebagai konsumen. Materi yang disampaikan antara lain mengenai Peran Apoteker, Memilih dan Menggunakan Obat secara benar, dan DAGUSIBU (DApatkan GUnakan SImpan BUang) yang merupakan program IAI. Lebih seru lagi, ternyata diakhir acara ada kegiatan diskusi interaktif dengan metode CBIA dimana blogger dan jurnalist melakukan praktek bagaimana cara memilih dan menggunakan obat.

Peran Apoteker Bekerja dari Hulu ke Hilir

Umumnya kita sebagai masyarakat awam hanya memahami apoteker hanya ada di apotek, bertugas hanya menerima resep obat lalu meracik sesuai rujukan obat dari dokter. Ternyata apoteker tidak hanya sebatas penjaga atau pelayan apotek, tanggung jawabnya cukup besar.

Siapa sih Apoteker?

Apoteker merupakan bagian tenaga kesehatan, sama seperti dokter maupun perawat namun masing-masing punya perannya. Tentunya untuk menjadi Apoteker harus menempuh terlebih dahulu pendidikan S1 farmasi, lalu wajib mengambil pendidikan profesi yang ditempuh selama 1 tahun.

Bapak Noeffendri Roestam, selaku Narasumber yang juga merupakan Sekjen dari IAI menyampaikan bahwa Apoteker bekerja dari Hulu ke Hilir dimulai dari instalansi farmasi tingkat kabupaten atau kota sampai pelayanan penyediaan farmasi yaitu apotek, klinik, puskesman maupun rumah sakit.

Pekerjaan Apoteker diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 yaitu dalam praktik kefarmasian apoteker berperan dalam pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, serta pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi obat serta pengembangan obat.

Pada tingkat industri obat baik tradisional maupun komestik, apoteker berperan untuk memastikan cara pembuatan obat sesuai dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan disertifikasi oleh BPOM RI. Jadi, tidak perlu khawatir kalau obat sudah ada keterangan BPOM RI berarti kualitas dan mutunya terjamin karena dalam pengawasan apoteker.

Perlu dicatat dan diingat baik-baik, pastikan obat yang kalian pilih dan gunakan adalah racikan dari apoteker bukan dari tenaga kesehatan yang lain. Tidak dibenarkan kalau obat yang diresepkan dokter diracik sendiri oleh dokter maupun perawat. Hal ini dikarenakan yang memiliki sertifikat kompetensi bagaimana membuat, menyimpan sampai mendistribusikan obat hanya seorang Apoteker.

Narasumber :

1. Bapak Noffendri Roestam, S.Si, Apt, Sekjen PP IAI

2. Ibu Indri Mulyani Bunyamin, S.Farm, Apt, Ketua HISFARKESMAS

Memilih dan Menggunakan Obat Secara Benar, melalui Tanya 5 O dengan Apoteker

Mulai saat ini kalian harus lebih percaya dengan Apoteker untuk memilih dan menggunakan obat yang dirujuk oleh dokter, karena seorang Apoteker untuk membuka praktik harus memiliki 3 dokumen legal yaitu Sertifikat kompetensi, Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA), dan Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA).

Jangan ragu-ragu lagi ketika hendak memilih atau membeli obat datanglah ke Retail Pelayanan Obat (Klinik atau Apotek contohnya) yang memiliki Apoteker bersertifikat, kemudian kalian harus tanya apoteker tentang 5 O, apa saja?
  1. Obat ini Nama Kandungannya apa?
  2. Obat ini Efek Sampingnya apa?
  3. Obat ini Khasiatnya apa?
  4. Obat ini Cara Menggunakannya bagaimana?
  5. Obat ini Efek Sampingnya Apa?

Tujuannya apa sih? 

Bertanya tentang 5 O ke Apoteker akan menghindari sifat berbahaya atau penyalahgunaan dari Obat. Mulai sekarang gak boleh lagi ya untuk lupa tanya apoteker tentang 5 O itu.

Saat ini Kementrian Kesehatan sedang gencar melakukan sosialisasi untuk bijak menggunakan obat jenis antibiotik. Kenapa? karena antibiotik hanya digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri akibat infeksi. Kesalahan fatal akibat konsumsi antibiotik tidak benar akan menyebabkan resisten, artinya tubuh kita bakteri yang tumbuh akibat infeksi yang ada ditubuh kita tidak bisa lagi diobati oleh jenis antibiotik apapun.

Untuk menghindari kesalahan penggunaan antibiotik, kalian harus super cerewet kepada dokter untuk bertanya kepada dokter diagnosa penyakit kalian apakah ada infeksi bakteri atau tidak, kalau iya bakterinya jenis apa dan sesuai atau tidak antibiotik yang diberikan. Catat baik-baik ya kalau cuma demam karena influenza, batuk tanpa sesak, diare itu tidak perlu diobati dengan antibiotik ya.

Upayakan Menerapkan DAGUSIBU 

Seringkali kita selalu meremehkan efek samping dari kesalahan menggunakan obat, akhirnyanya sering terjadi beberapa mengalami akibat yang tidak diinginkan seperti tiba-tiba ada keluhan penyakit lain yang ternyata tidak sadar itu efek dari kesalahan menggunakan obat.

DAGUSIBU merupakan program IAI untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengelola obat dengan baik dan benar. Apasaja sih cara mengelola obat yang baik dan benar?

DApatkan obat dengan benar

Pastikan kalian mendapatkan obat di tempat pelayanan resmi yaitu apotek, tujuannya agar kalian dapat berkonsultasi kepada apoteker. Dengan membeli obat di pelayanan resmi, obat yang kalian dapatkan dijamin aman, bermanfaat dan berkualitas.

3 Tips mendapatkan obat dengan benar:
  • Perhatikan golongan obat 
  • Perhatikan peringatan yang ada di kemasan dan brosur
  • Perhatikan tanggal kadaluarsa obat

GUnakan Obat dengan Benar

Jangan lagi selalu meremehkan aturan pakai obat yang tertera di kemasa atau anjuran dokter maupun apoteker. Aturan tersebut sebenarnya ada alasan tertentu, misalnya kalau minum obat magh tertentu harus diminum sebelum makan dan cara meminumnya adalah dikunyah, kenapa? karena obat tersebut akan langsung diserap kemudian akan melapisi lambung terlebih dahulu sehingga mencegah kenaikan asam lambung. Begitu juga obat lain ada alasannya tertentu. 

Jadi mulai perhatikan dan patuh sama aturan pakai obat yang sudah tertera ya.



SImpan Obat dengan Benar


Perhatikan keterangan yang tertera di kemasan obat, contohnya kalau obat tersebut harus dalam keadaan suhu ruangan dan hindari sinar matahari, maka jangan sekali-kali simpan di kulkas karena kemungkinan kualitasnya akan menurun, efeknya bisa jadi tidak bisa mengobati penyakit kalian.

Penyimpanan obat terbaik adalah di wadah yang memang digunakan untuk menyimpan obat, seperti wadah P3K atau organizer yang memang sudah di-desain untuk menyimpan obat. Perlu dicatat, jangan sesekali meninggalkan obat di mobil ya.


BUang Obat dengan Benar


"Obat yang sudah kadaluarsa dan rusak harus segera dibuang, ini juga merupakan upaya untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan obat. Sekali lagi saya ingatkan, kalian harus selalu melihat tanggal kadaluarsa yang tertera di kemasan, lalu perhatikan baik-baik kondisi obat dari pertama kali dibuka. Contohnya apakah ada perubahan bau, warna dan adanya endapan (kalau jenisnya sirup), perhatikan apakah kemasannnya cacat, tabletnya sudah berubah bentuk, timbul bintik-bintik (kalau jenisnya tablet)"

Bagaimana cara membuang obat dengan benar?

Sebagai seorang pemerhati lingkungan, sebenarnya saya sangat menyayangkan belum ada implementasi regulasi yang baik mengenai salah satu limbah rumah sakit yaitu obat kadaluarsa. Obat rusak ataupun kadaluarsa tidak dibenarkan kalau harus dibuang dan berakhir ke tempat sampah. Seharusnya obat rusak dan kadaluarsa harus dimusnahkan karena termasuk limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Penanganannya tidak bisa hanya dibuang ke Tempat sampah.

Sayang sekali, saat ini belum ada penanganan yang tepat. Namun pada saat gathering, Pak Noeffendri menyampaikan sedang melakukan kerjasama untuk penanganan sampah obat kadaluarsa dan rusak, nantinya IAI akan kerjasama dengan klinik dan apotek untuk mengumpulkan dengan cara menerima obat kadaluarsa dan rusak dari masyarakat.

Untuk saat ini yang harus dicegah adalah Jangan pernah membuang obat ke wastafel, karena akan menyebabkan kematian mikroorganisme alami yang ada di saluran pembuangan air. Obat yang masih layak konsumsi yaitu belum melewati kadaluarsa bisa diberikan ke pihak yang membutuhkan namun perlu catatan dan penuh kehati-hatian.



Senang sekali rasanya mendapatkan materi yang sangat bermanfaat untuk kehidupan keseharian, ditambah lagi ilmunya bertambah dan bisa diterapkan dimulai dari keluarga lalu dibagikan ke teman terdekat dan dicurahkan dalam tulisan agar masyarakat termasuk kalian dapat informasinya juga.  

Terlebih lagi di akhir acara ada sesi diskusi interaktif, dimana saya dan teman blogger lain belajar langsung cara mengenali obat dimulai dari zat aktif yang terkandung di obat, indikasi, aturan pemakaian, dan kontraindikasi (yang tidak boleh memakai obat). Dari diskusi ini saya jadi tau, beberapa nama dagang punya jenis zat aktif yang sama sehingga pengobatannyapun sama, ada juga tentang logo berjenis warna merah, hijau, biru yang harus diperhatikan ketika memilih obat, sampai melihat siapa yang tidak boleh memakai. Praktik langsung ini dapat langsung saya terapkan sekarang kalau hendak memakai obat.

source: sinarharapan.net
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan dapat kalian terapkan langsung ya. Mencegah dan menghindari lebih baik daripada memperbaiki, oleh karena itu mulai Cerdas Memilih dan Gunakan Obat jadi langkah yang baik, agar obat yang kalian gunakan tidak menimbulkan efek samping lain.

Kalian bisa mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai informasi farmasi atau cara gunakan obat ke media sosial :


Salam,

  • Share:

You Might Also Like

0 comment

Hi! Terima kasih sudah membaca sampai selesai-
Jika ingin bertanya, silahkan sign in Google Account/ Isi Nama dan URL terlebih dahulu agar kolom komentar kamu terlihat dan terjawab disini ya :)